Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan sumber belajar yang berbentuk kumpulan soal dan biasa dipergunakan di sekolah/madrasah sebagai alat ukur kemampuan serta pemahaman peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Dengan adanya LKS guru akan mampu memetakan kemampuan belajar serta pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan guru selama proses kegiatan belajar mengajar. Lembar Kerja Siswa atau bisa yang dikenal dengan LKS memberikan guru kemudahan untuk mengetahui pemahaman peserta didik dengan instan dan guru tidak perlu bersusah payah untuk membuat kumpulan soal sehingga guru bisa meluangkan banyak waktu untuk melakukan kegiatan administrasi yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.
Namun lembar kerja siswa yangsaat ini diperjualbelikan sangat berdampak buruk terhadap proses belajar peserta didik dan kualitas mengajar bagi pendidik atau guru. Hal ini dikarenakan lembar kerja siswa atau biasa disebut LKS cenderung menyuguhkan soal-soal yang tidak relevan dan tidak sesuai dengan kondisi perkembangan peserta didik. Hal ini menimbulkan penyamarataan kemampuan dan peserta didik. Padahal kemampuan dan perkembangan peserta didik dalam menangkap materi tentu sangat berbeda antar peserta didik satu dengan peserta didik yang lainnya. Sehingga peserta didik yang memiliki kecerdasan ataupun kepandaian di atas rata-rata akan sangat mudah mengerjakan soal-soal yang disajikan oleh Lembar Kerja Siswa sementara peserta didik yang sulit dalam memahami materi akan sangat kesulitan menyelesaikan lembar kerja tersebut.
Hal lain yang terjadi selain dari permasalahan di atas adalah pemilihan soal yang terkesan mempersulit peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal yang terdapat pada Lember Kerja Siswa. Mengapa bisa demikian? Hal tersebut dikarenakan soal-soal yang tercantum pada buku lembar kerja siswa terkadang tidak mencerminkan kondisi peserta didik, pemilihan soal yang rumit, pemilihan soal yang tidak menjadikan peserta didik mengesplorasi kemampuan belajarnya, serta kurangnya pemilihan kata yang tidak pada tempatnya dinilai sangat mempersulit siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang ada pada buku lembar kerja siswa. Kelemahan lain yang terdapat pada buku lembar kerja siswa adalah kegiatan belajar mengajar menjadi sangat membosankan. Siswa dituntut untuk terus mengerjakan dan meneyelesaikan soal secara berlebih sehingga waktu yang seharusnya digunakan siswa untuk belajar memahami, mengeksplorasi dan meneliti materi tersita habis untuk menyelesaikan soal-soal dari buku lembar kerja siswa. Dan hal tersebut terkadang kurang dipahami guru untuk lebih berinteraksi kepada siswa agar dapat menjadikan pembelajaran yang menyenangkan. Dan akibatnya guru tidak mampu membuat soal yang sesuai dengan kemampuan siswa dengan memberikan soal-soal yang mudah dipahami oleh siswa.
Seharusnya guru mampu membuat soal atau pertanyaan yang dapat dipahami oleh anak-anak sesuai dengan kemampuan dan daya serap peserta didik. Padahal tidak semua siswa mampu memahami materi secara merata ada yang mampu memahami materi pelajaran secara keseluruhan dengan apa yang disampaikan guru saat menerangkan materi, ada pula peserta didik yang hanya sebagian saja yang dipahami saat guru menerangkan. Buku Lembar Kerja Siswa secara perlahan membodohi siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang pemilihan kata ataupun kalimatnya susah dipahami oleh peserta didik. Bahkan terkadang soal yang ada pada buku lembar kerja siswa tidak terdapat pada materi yang ada pada buku lembar kerja siswa tersebut. Pemilihan kata terkadang juga tidak memperhatikan masalah gender, usia peserta didik dan kalimat dengan tata bahasa yang tinggi.
Selain itu, hal negatif dari adanya buku lembar kerja siswa yang diberikan kepada peserta didik juga menjadi beban bagi orang tua wali murid untuk membelinya. Padahal wali murid memiliki tingkat ekonomi yang berbeda sehingga terkesan dipaksakan kepada wali murid untuk membayar apa yang seharusnya mereka gurnakan untuk membeli seragam, baju, tas, sepatu dan semua perlengkapan sekolah peserta didik. bahkan yang lebih parah lagi guru menjadi penjual buku Lember Kerja Siswa dan tentu hal itu merendahkan martabat guru sendiri yang seharusnya memfokuskan diri untuk mendidik peserta didik masih harus disibukkan dengan menjual Buku lembar kerja siswa di sekolah/madrasah, atau koperasi sekolah/madrasah.
Namun, meskipun begitu banyak permasalahan yang ada dari keberadaan buku lembar kerja siswa, masih ada juga yang beranggapan bahwa jika tanpa buku lembar kerja siswa lantas bagaimana bisa mengukur kemampuan siswa. Padahal sebagai seorang pendidik yang profesional, guru sebagai pendidik seharusnya mampu memberikan pembelajaran yang menyenangkan, menarik, kreatif dan inovatif agar peserta didik mampu memahami materi dan belajar dengan nyaman, riang dan gembira dan bukan sebaliknya yang membebani peserta didik dengan berbagai pertanyaan yang terkadang kurang sesuai dan kurang relevan yang ada pada buku lembar kerja siswa serta harus menyelesaikannya baik sebagian atau secara keseluruhan sehingga peserta didik menjadi bosan terhadap pelajaran yang dan malas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah/madrasah.
Menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan adalah tugas seorang pendidik untuk menciptakannya. Sehingga siswa terus ingin belajar dan menunggu hari esok untuk bisa bertemu dengan gurunya dan dapat belajar dengan riang dan bahagia. Di era modern sekarang ini pendidik dituntut untuk mampu menyesuaikan cara mengajarnya dengan perkembangan jaman. Guru dituntut untuk lebih kreatif, inovatif dan mengesplorisasi segala kemampuan didik dengan metode pembelajaran yang modern. Lembar kerja siswa seharusnya dapat diganti dengan media atau sumber belajar lain yang dapat memancing kreatifitas peserta didik dan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman baru dalam belajar dan mendapatkan ilmu dengan menjadikannya mereka aktif di setiap kegiatan belajar mengajar.
Jadi, buku lembar kerja siswa atau LKS yang selama ini masih diterapkan dan dipakai di sekolah/madrasah bukanlah jaminan keberhasilan sebuah kegiatan belajar mengajar di kelas. Keberhasilan kegiatan Belajar mengajar tergantung bagaimana guru mampu menciptakan suasana yang nyaman, menyenangkan, kreatif, edukatif, inovatis dan komunikatif baik antar guru dengan peserta didik maupun antar sesama peserta didik yang lainnya. Lembar Kerja Siswa yang baik adalah Lembar Kerja Siswa yang dibuat oleh guru itu sendiri dengan memperhatikan kualitas kata dan kalimat yang menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik, kemampuan penalaran, daya serap peserta didik serta sejauh mana peserta didik memahami materi pelajaran. Kualitas belajar yang baik akan mampu dengan kreatifitas dan inovasi guru dalam mengelola kelas sehingga peserta didik menjadi betah ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar dan menciptakan peserta didik yang berkualitas dan tidak hanya memperhatikan nilai pengetahuan akan tetapi juga tetap harus memperhatikan nilai keterampialan, sosial dan spiritual.
Ditulis Oleh : Slamet Ariyanto, S.Sy
Seharusnya guru mampu membuat soal atau pertanyaan yang dapat dipahami oleh anak-anak sesuai dengan kemampuan dan daya serap peserta didik. Padahal tidak semua siswa mampu memahami materi secara merata ada yang mampu memahami materi pelajaran secara keseluruhan dengan apa yang disampaikan guru saat menerangkan materi, ada pula peserta didik yang hanya sebagian saja yang dipahami saat guru menerangkan. Buku Lembar Kerja Siswa secara perlahan membodohi siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang pemilihan kata ataupun kalimatnya susah dipahami oleh peserta didik. Bahkan terkadang soal yang ada pada buku lembar kerja siswa tidak terdapat pada materi yang ada pada buku lembar kerja siswa tersebut. Pemilihan kata terkadang juga tidak memperhatikan masalah gender, usia peserta didik dan kalimat dengan tata bahasa yang tinggi.
Selain itu, hal negatif dari adanya buku lembar kerja siswa yang diberikan kepada peserta didik juga menjadi beban bagi orang tua wali murid untuk membelinya. Padahal wali murid memiliki tingkat ekonomi yang berbeda sehingga terkesan dipaksakan kepada wali murid untuk membayar apa yang seharusnya mereka gurnakan untuk membeli seragam, baju, tas, sepatu dan semua perlengkapan sekolah peserta didik. bahkan yang lebih parah lagi guru menjadi penjual buku Lember Kerja Siswa dan tentu hal itu merendahkan martabat guru sendiri yang seharusnya memfokuskan diri untuk mendidik peserta didik masih harus disibukkan dengan menjual Buku lembar kerja siswa di sekolah/madrasah, atau koperasi sekolah/madrasah.
Namun, meskipun begitu banyak permasalahan yang ada dari keberadaan buku lembar kerja siswa, masih ada juga yang beranggapan bahwa jika tanpa buku lembar kerja siswa lantas bagaimana bisa mengukur kemampuan siswa. Padahal sebagai seorang pendidik yang profesional, guru sebagai pendidik seharusnya mampu memberikan pembelajaran yang menyenangkan, menarik, kreatif dan inovatif agar peserta didik mampu memahami materi dan belajar dengan nyaman, riang dan gembira dan bukan sebaliknya yang membebani peserta didik dengan berbagai pertanyaan yang terkadang kurang sesuai dan kurang relevan yang ada pada buku lembar kerja siswa serta harus menyelesaikannya baik sebagian atau secara keseluruhan sehingga peserta didik menjadi bosan terhadap pelajaran yang dan malas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah/madrasah.
Menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan adalah tugas seorang pendidik untuk menciptakannya. Sehingga siswa terus ingin belajar dan menunggu hari esok untuk bisa bertemu dengan gurunya dan dapat belajar dengan riang dan bahagia. Di era modern sekarang ini pendidik dituntut untuk mampu menyesuaikan cara mengajarnya dengan perkembangan jaman. Guru dituntut untuk lebih kreatif, inovatif dan mengesplorisasi segala kemampuan didik dengan metode pembelajaran yang modern. Lembar kerja siswa seharusnya dapat diganti dengan media atau sumber belajar lain yang dapat memancing kreatifitas peserta didik dan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman baru dalam belajar dan mendapatkan ilmu dengan menjadikannya mereka aktif di setiap kegiatan belajar mengajar.
Jadi, buku lembar kerja siswa atau LKS yang selama ini masih diterapkan dan dipakai di sekolah/madrasah bukanlah jaminan keberhasilan sebuah kegiatan belajar mengajar di kelas. Keberhasilan kegiatan Belajar mengajar tergantung bagaimana guru mampu menciptakan suasana yang nyaman, menyenangkan, kreatif, edukatif, inovatis dan komunikatif baik antar guru dengan peserta didik maupun antar sesama peserta didik yang lainnya. Lembar Kerja Siswa yang baik adalah Lembar Kerja Siswa yang dibuat oleh guru itu sendiri dengan memperhatikan kualitas kata dan kalimat yang menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik, kemampuan penalaran, daya serap peserta didik serta sejauh mana peserta didik memahami materi pelajaran. Kualitas belajar yang baik akan mampu dengan kreatifitas dan inovasi guru dalam mengelola kelas sehingga peserta didik menjadi betah ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar dan menciptakan peserta didik yang berkualitas dan tidak hanya memperhatikan nilai pengetahuan akan tetapi juga tetap harus memperhatikan nilai keterampialan, sosial dan spiritual.
Ditulis Oleh : Slamet Ariyanto, S.Sy
Do the best 👍
BalasHapusMantul
BalasHapus